Ideologi memang tidak akan pernah mati, itulah hebatnya kekuatan perekrtutan kelompok radikal sehingga bisa mencuci otak para jamaahnya bisa melukan hal hal yang di luar nalar masyarakat biasa.
Pemicunya menurut Pendiri NII Crisis center adalah kekecewaan terhadap kondisi hari ini yang menurut mereka tidak sesuai dengan konsep hukum Allah, makanya tidak pernah ada keadilan, kesejahteraan dll sebab Indonesia tidak berkonsep dengan hukum Tuhan, Mereka Ingin mengganti dasar hukum pancasila menjadi Hukum Islam sesuai yang mereka inginkan.
Ketika beberapa waktu lalu Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menangkap lima teroris di beberapa lokasi. Kelompok teroris jaringan Jamaah Anshorut Daulah Khilafah Nusantara (JADKN) ini merencanakan pengeboman di kawasan objek vital nasional.
Tidak hanya sampai disitu, ada rencana amaliyah tersebut akan dilakukan oleh tersangka seorang perempuan, Dian Yulia Novi. Sedianya, aksi tersebut akan dilakukan pada Minggu (11/12) pagi saat pergantian jaga Paspampres di Istana.
Dengan ditangkapnya kelompok teroris ini, Polri dan masyarakat diharapkan terus meningkatkan kewaspadaan. Apalagi di Bulan Desember ini ada perayaan Natal dan pergantian tahun. Momen tersebut kerap kali dimanfaatkan oleh kelompok teroris untuk melakukan ‘konser’.
Mayarakat yang mendapatkan informasi tentang adanya gerakan mencurigakan di harapkan segera melapor ke aparat setempat agar bis adilakukan pencegahan dini jangan sampai terjadi hal hal yang tidak di inginkan.
Menurut Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan, Potensi aksi teros jelang Natal dan Tahun baru ada di wilawah Sumatera terutama di Lampung, sebab lampung kini menjadi tempat berlabuh beberapa kelompok radikal di Indonesia. Banyak kelompok yang kecewa dan kini menutuskan bergabung di jaringan Lampung.
Menurut Ken Setiawan, kini jaringan Lampung ini sudah menyebar ke seluruh Indonesia, mereka memang tidak mau frontal menyatakan anti pemerintah, tapi pada dasarnya anti demokrasi dan anti pancasila.
Aksinya yang terkini ada yg terkordinir dan ada yang melakukan acak tersendiri jadi susah di monitor perkembanganya.
Ditanyakan apa nama jaringan lampung, Ken Setiawan menjawab nanti masyarakat juga bakal pada tahu semua, mana jaringan yang bergerak, yang terpenting baginya adalah kewaspadaan, tapi jangan sampai pobia.
Sementara yang bisa di lakukan dan cukup efektif adalah pencegahan dan pembentengan terhadap radikalisme kepada para generasi muda lewat seminar, sarasehan ke masyarakat luas lewat sekolah, kampus. instansi dan organisasi kemasyarakat serta komunitas berbasis pemuda. Pungkasnya.